One Piece telah mendekati babak akhir dalam ceritanya. Misteri-misteri yang terbendung selama dua dekade di dalam otak Eiichiro Oda mulai nampak samar-samar. Teori-teori serta dugaan-dugaan mulai keluar. Tidak hanya di dunia nyata, tapi di dalam dunia One Piece itu sendiri.
Dalam perjalanan akhir ini, di mana dunia semakin meluas, pamor media massa menjadi sangat vital dalam dunia itu. Koran-koran yang biasanya datang hanya memperlihatkan bounty-bounty terbaru dari karakter-karakter di kapal Sunny Go, kini juga memuat berita-berita yang tengah terjadi di dunia.
Sayangnya, media massa yang ada di dunia One Piece hanya satu. Yakni dari Surat Kabar Ekonomi Dunia yang diketuai oleh Morgans.
Dalam salah satu scene, Morgans terlihat seperti pahlawan. Seorang jurnalis luar biasa yang tidak mau tunduk pada pemerintahan. Memperlihatkan bagaimana dia memenuhi kode etik jurnalistik sebagai jurnalis independen.
Sayang, dia juga bukan jurnalis yang bagus. Dalam kemunculan pertamanya, dia memberitakan aksi Luffy di Whole Cake Island dengan diksi yang hiperbola, seperti “Luffy memenangkan pertarungan”, “Kaisar kelima”, dan sebagainya. Di mana dalam kasus ini, Morgans kentara sekali memihak pada Luffy, demi mendapatkan framing berita yang fantastis.
Morgans juga kerap memberitakan sesuatu yang masih simpang siur dan belum terbukti kebenarannya. Seperti kematian Raja Cobra yang sebenarnya dibunuh oleh Tenryobito, namun malah Sabo yang menjadi kambing hitam. Menunjukkan bahwa Morgans juga tidak disiplin dalam verifikasi.
Singkat kata, seorang jurnalis tidak hanya harus independen, tapi juga memberitakan kebenaran, disiplin verifikasi, wajib memberitakan kebenaran, loyalitas kepada warga, menjadi pemantau kebenaran, membuat berita yang komprehensif dan proporsional, dan memberikan forum pada publik untuk memberikan kritik pendapat.

إرسال تعليق